Friday 20 January 2017

Beberapa Tips Mengatasi Trauma Pada Anak







  
Semua orang, baik muda atau tua dapat mengalami trauma. Namun, dapat dikatakan bahwa anak-anak lebih rentan mengalami trauma, karena secara psikologis anak-anak belum siap menghadapi suatu peristiwa seperti orang dewasa. Banyak faktor yang menyebabkan trauma pada anak. Mulai dari terus menerus diejek teman sebaya, pertengkaran orangtua, mengalami kekerasan, dan sebagainya.

Trauma adalah respon secara emosional akibat sebuah kejadian, seperti kekerasan, bully, atau bencana alam. Reaksi jangka pendek yang biasa terjadi pada seorang yang mengalami trauma adalah shock dan penolakan. Definisi trauma pada anak juga tidak jauh berbeda dengan definisi secara umumnya.
Sebagai orang tua, Anda juga harus peka terhadap perubahan yang terjadi pada anak Anda, karena dampaknya dapat berbeda-beda.

trauma dapat berdampak buruk pada perkembangan otak anak, yang akan meningkatkan kewaspadaan yang berlebihan, agresif, hiperaktivitas, impulsivitas, dan sulit berkonsentrasi. Semua itu akan berdampak buruk terhadap pencapaian keterampilan, prestasi akademik, integrasi sosial, pemecahan masalah dan kesehatan mental umumnya dan akan menjadi penghalang langkah seorang anak menuju masa depan yang baik.

Secara umum gejala trauma pada anak dapat dikenali dari perubahan tingkah laku, misalnya tiba-tiba menjadi pendiam, murung, tidak berdaya dan mudah takut. Sementara secara fisik misalnya sering mengeluh pusing, muntah-muntah, sakit perut dan nafsu makan menurun. Gejala lainnya, anak tiba-tiba jadi mudah menangis tanpa sebab, tidak bisa tidur atau tidur dengan gelisah, tidak mau ditinggal sebentar, dan terlalu peka terhadap suara keras.

Karena trauma pada anak tidak mudah dikenali, untuk mengatasi trauma pada anak diperlukan terjaganya komunikasi yang baik antara orang tua dengan anak. Hal ini dimaksudkan agar anak tidak merasa enggan atau takut untuk berbagi pengalaman buruk dengan orang tuanya. Anak-anak juga harus dijauhkan dari situasi yang terlalu menakutkan baginya. Jika anak mengalami trauma berat, berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi trauma pada anak: 

1. Mendidik anak sejak dini untuk beriman kepada Allah Ta'ala dan beribadah kepada-Nya serta berlindung kepada-Nya dari setiap yang menakutkan.

2. Memberinya kebebasan beraktifitas, memikul tanggul jawab dan melakukan segala sesuatu yang sesuai dengan usianya.

3. Tidak menakut-nakutinya, khususnya saat menangis, dengan burung hantu, atau landak, atau orang jahat, atau jin dan ifrit, dsb. Hal tersebut masuk pada keumuman kebaikan yang dinyatakan dalam hadits,
المؤمن القوي خير وأحب إلى الله من المؤمن الضعيف (أخرجه مسلم رقم 2664)
"Seorang mukmin yang kuat dan baik, lebih Allah cintai dari seorang mukmin yang lemah." (HR. Muslim, no. 2664)

4. Luangkan waktu bersama anak
Sesibuk apapun kita, sebaiknya sempatkan waktu kita untuk mengajaknya bermain, mengobrol, atau pun menemaninya saat tidur. Meluangkan waktu untuk anak bisa menjadi cara terbaik dalam mengatasi trauma pada anak. Hal tersebut akan memberikan ketenangan pada diri anak. Pada akhirnya, dengan berusaha selalu ada untuknya, anak tidak akan merasa sendirian dan tidak lebih stres menghadapi trauma pada dirinya.

5. Memberikan kesempatan sejak balig berkumpul secara langsung dengan orang lain. Memberikan waktu untuk bertemu dan berkenalan denganya agar ada perasaan untuk memberi keputusan pada diri dan perasaannya. Bahwa dia termasuk tempat untuk mendapatkan kasih sayang, kecintaan dan penghormatan dengan setiap orang yang berkumpul dan berkenalan dengannya.



Semoga bermafaat ,,,,

0 komentar