Friday 20 January 2017

Yang mempopulerkan “acungan jempol”





Mungkin generasi anak-anak era ‘90an gambar ibu dia atas tidaklah asing,,, ya iklan yang selalu menjadi pembuka di stasiun televisi swasta R....I .

Kali ini yang kita bahas adalah isyarat “ Acungan Jempol “ si Ibu di atas. 
Kalian tentu pernah liat atau bahkan melakukan mengacungkan jempol kepada teman atau kerabat dll????? ...ya ,,,,ya,,, ya,,, pastilah ,,,,pernah,,, zaman modern sekerang kagak kenal???? ,,, kelaut aje lu,,, hehehehe,,,


Ternyata Guys acungan jempol mempunyai sejarahnya lo,,,, mari simak yuk,,,!!!



Siapakah sesungguhnya yang menciptakan ‘acungan jempol’? Acungan jempol adalah gerakan isyarat tangan yang sudah ada sejak lebih dari 400 tahun yang lalu. Isyarat acungan jempol mungkin dihubungkan dengan pertarungan gladiator romawi kuno. Penonton akan menutup jempol mereka jika mereka ingin membiarkan gladiator yang kalah tetap hidup karena gladiator tersebut dianggap telah bertarung dengan sangat berani. Itulah apa yang dikatakan Desmond Morris dalam bukunya Body Talk. Melalui “Salah menerjemahkan atau salah kaprah”, seperti yang dikatakannya, “gerak isyarat ini secara bertahap berubah dari ‘acungan jempol yang ditutupi’ menjadi “Acungan Jempol.”


Di negara lain seperti Brazil, China, Italia, dan Hungaria, acungan jempol kepada orang lain berarti bahwa orang tersebut ‘Nomor Satu’. Rusia, Finlandia dan Australia juga menggunakannya sebagai ganti kata dari luar biasa, baik atau bagus.


Selain itu, isyarat acungan jempol dapat pula diartikan lain bila dipakai pada situasi yang berbeda. Pejalan kaki di pinggir jalan memakainya untuk meminta tumpangan kendaraan pada orang lain yang melalui jalan yang sama dengannya. Penyelam berisyarat acungan jempol untuk memberitahu bahwa dia akan berhenti menyelam atau naik. Penjaga pantai menggunakannya sebagai isyarat komunikasi dengan sesama penjaga pantai. Para atlet akan memberi acungan jempol kepada orang lain untuk memberitahu kalau dia baik-baik saja, bila terjadi kecelakaan dalam perlombaan. Sementara supir truk memanfaatkan isyarat ini untuk memberitahu supir lain bahwa ada polisi yang melakukan patroli, dengan memperlihatkan jempol ke arah bawah. 

Acungan jempol merupakan gerak isyarat yang sama seperti menggelengkan kepala dan gerakan isyarat tangan adalah jenis dari bahasa isyarat, bahasa non verbal. Beberapa gerakan isyarat dilakukan anak-anak yang masih kecil, dibawah satu tahun. Beberapa gerakan isyarat sangat membantu di dalam perjalanan, kecuali Anda berada di negara yang menganggap gerakan isyarat tersebut sebagai simbol yang tidak sopan. Hal ini dapat menimbulkan masalah besar bagi Anda. Bagaimana pun, acungan jempol merupakan gerak isyarat yang sangat populer. “Acungan jempol” secara umum diterima sebagai gerak isyarat yang menyatakan setuju tidak kurang dari empat ratus tahun, atau lebih lama lagi. Gerak isyarat ini diterima karena fakta “Jempol yang berdiri tegak” berati BAIK dan “Jempol yang mengarah ke bawah” berarti TIDAK BAIK. Ini mungkin ada kaitannya dengan peribahasa : “Disinilah jempol saya”, dari bahasa Inggris kuno yang mengatakan bahwa digunakan sebagai akhir dari kontrak atau persetujuan.



Isyarat tangan lainnya yang digunakan dengan makna yang sama adalah apa yang Morris dan rekannya yang menulis buku Gesture, sebut “lingkaran.” Gerakan ini terbentuk jika Anda menyentuhkan ujung jempol Anda pada ujung jari kaki telunjuk sehingga membentuk “O” yang dalam banyak budaya diartikan sebagai “OK” (oll korrect)

Ada juga gerakan isyarat lainnya yang terkenal di seluruh dunia. “Meletakkan jempol pada hidung Anda” adalah ketika ujung jempol Anda menyentuh ujung hidung Anda dan jari-jari tangan merentang dan menunjuk (dan kadangkala mengejek). 

Nah,,, begitulah tadi paparanya, jadi sebaiknya mulailah memperhatikan: Pada siapa anda mengacungkan jempol anda! Anda tak ingin terlibat masalah hanya gara-gara ‘acungan jempol’,kan? Santunlah dalam brsikap,,,,,, OK,, :)




0 komentar