Sunday 22 January 2017

Indahnya Ragam Flora dan Fauna Khas Kalimantan di Kawasan Hutan Gunung Beriun

 
Dalam perjalanan dari basecamp induk menuju kamp 1, tim ekspeditor Black Borneo Expedition 2016 menemukan berbagai macam flora dan fauna khas Kalimantan di sekitar kawasan hutan Gunung Beriun. Pada ketinggian sekitar 561 mdpl, ditemukan jamur hutan tersembunyi di balik lumut yang menghampar di tanah. Di sekitar hamparan jamur tersebut banyak pula ditemukan Kantong Semar (Nephentes spp.) yang berhabitat terbanyak di daerah tropis. Masyarakat setempat menamai jamur tersebut dengan nama jamur mata sapi, karena bentuknya yang mirip seperti mata sapi. Katanya, jamur ini memiliki ragam manfaat bagi manusia, di mana sering digunakan sebagai pengobatan menurunkan kolesterol, meningkatkan stamina, mengobati diabetes, asma, hingga jantung.

Anggrek Hitam

Kantong Semar

Anak Burung Murai

Jamur Mata Sapi


Flora lainnya yang ditemukan selama ekspedisi ini adalah anggrek hutan yang menjadi primadona hutan Gunung Beriun. Anggrek kuping gajah dan anggrek surun merupakan tanaman hias primadona khas di wilayah itu. Ada juga anggrek hitam yang menjadi maskot flora Provinsi Kalimantan Timur. Namun sayangnya, anggrek hitam saat ini mengalami penurunan populasi yang cukup signifikan, seiring dengan berkurangnya luas hutan di wilayah tersebut. Bahkan, hamparan lumut yang dulunya masih sangat tebal, kini sudah jauh berkurang dan tak terlalu basah, akibat pembuatan jalur logging yang memberangus kelestarian hutan di kawasan ini. Selain flora yang eksotis, juga banyak dijumpai satwa, seperti monyet, ayam hutan, bekantan, kancil, pelanduk, berbagai jenis tupai, seperti tupai mangas, tupai nyakit, tupai tabu, tupai buki, dan tupai rang merah, serta berbagai jenis burung endemik Kalimantan.

Anggrek hitam ditemukan tergantung di pepohonan, dua ekor anak burung Murai yang baru menetas menanti sang induk, serta hamparan jamur Mata Sapi. Ironisnya, ekosistem Gunung Beriun kini sudah semakin terancam.

Dilihat dari kompleksitas isi hutan dan potensinya, sangat disayangkan bila Gunung Beriun semakin rusak atau bahkan menghilang dari Bumi Kalimantan. Padahal, jika dikelola dengan baik, Gunung Beriun bisa dijadikan salah satu destinasi wisata alam yang menarik. Apalagi, di sekitar Gunung Beriun juga terdapat berbagai gunung batuan karst dengan gua yang memiliki aneka ragam gambar cadas peninggalan era prasejarah. Diperkirakan, gambar cadas di kawasan Karst Sangkulirang merupakan salah satu yang tertua di dunia, berusia hingga 40 ribu tahun yang lalu. Aneka gambar cadas yang ditemui salah satunya adalah di Gua Mangkuris. Selain gambar tapak tangan, ada juga gambar hewan, seperti monyet, babi, dan rusa.


Sumber: Media Indonesia & National Geographic Indonesia

0 komentar