Dalam perjalanan dari basecamp induk menuju kamp 1,
tim ekspeditor Black Borneo Expedition 2016 menemukan berbagai macam
flora dan fauna khas Kalimantan di sekitar kawasan hutan Gunung Beriun.
Pada ketinggian sekitar 561 mdpl, ditemukan jamur hutan tersembunyi di
balik lumut yang menghampar di tanah. Di sekitar hamparan jamur tersebut
banyak pula ditemukan Kantong Semar (Nephentes spp.) yang berhabitat
terbanyak di daerah tropis. Masyarakat setempat menamai jamur tersebut
dengan nama jamur mata sapi, karena bentuknya yang mirip seperti mata
sapi. Katanya, jamur ini memiliki ragam manfaat bagi manusia, di mana
sering digunakan sebagai pengobatan menurunkan kolesterol, meningkatkan
stamina, mengobati diabetes, asma, hingga jantung.
Anggrek Hitam |
Kantong Semar |
Anak Burung Murai |
Jamur Mata Sapi |
Flora lainnya yang ditemukan selama ekspedisi ini
adalah anggrek hutan yang menjadi primadona hutan Gunung Beriun. Anggrek
kuping gajah dan anggrek surun merupakan tanaman hias primadona khas di
wilayah itu. Ada juga anggrek hitam yang menjadi maskot flora Provinsi
Kalimantan Timur. Namun sayangnya, anggrek hitam saat ini mengalami
penurunan populasi yang cukup signifikan, seiring dengan berkurangnya
luas hutan di wilayah tersebut. Bahkan, hamparan lumut yang dulunya
masih sangat tebal, kini sudah jauh berkurang dan tak terlalu basah,
akibat pembuatan jalur logging yang memberangus kelestarian hutan di
kawasan ini. Selain flora yang eksotis, juga banyak dijumpai satwa,
seperti monyet, ayam hutan, bekantan, kancil, pelanduk, berbagai jenis
tupai, seperti tupai mangas, tupai nyakit, tupai tabu, tupai buki, dan
tupai rang merah, serta berbagai jenis burung endemik Kalimantan.
Anggrek
hitam ditemukan tergantung di pepohonan, dua ekor anak burung Murai
yang baru menetas menanti sang induk, serta hamparan jamur Mata Sapi.
Ironisnya, ekosistem Gunung Beriun kini sudah semakin terancam.
Dilihat dari kompleksitas isi hutan dan potensinya,
sangat disayangkan bila Gunung Beriun semakin rusak atau bahkan
menghilang dari Bumi Kalimantan. Padahal, jika dikelola dengan baik,
Gunung Beriun bisa dijadikan salah satu destinasi wisata alam yang
menarik. Apalagi, di sekitar Gunung Beriun juga terdapat berbagai gunung
batuan karst dengan gua yang memiliki aneka ragam gambar cadas
peninggalan era prasejarah. Diperkirakan, gambar cadas di kawasan Karst
Sangkulirang merupakan salah satu yang tertua di dunia, berusia hingga
40 ribu tahun yang lalu. Aneka gambar cadas yang ditemui salah satunya
adalah di Gua Mangkuris. Selain gambar tapak tangan, ada juga gambar
hewan, seperti monyet, babi, dan rusa.
Sumber: Media Indonesia & National Geographic Indonesia
0 komentar
Post a Comment